Kanker nasofaring adalah jenis kanker yang berkembang di daerah nasofaring, yang merupakan bagian belakang hidung, tepat di atas tenggorokan. Kanker ini jarang terjadi di sebagian besar dunia, tetapi lebih umum di beberapa wilayah tertentu, terutama di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Kanker nasofaring seringkali terkait dengan infeksi virus Epstein-Barr, yang juga menyebabkan mononukleosis atau demam kelenjar.
Gejala kanker nasofaring dapat bervariasi tergantung pada tahap perkembangannya, tetapi beberapa gejala umum meliputi:
1. Pembengkakan Leher: Pembengkakan pada leher sering kali menjadi tanda pertama kanker nasofaring. Pembengkakan ini disebabkan oleh pembesaran kelenjar getah bening.
2. Nyeri Telinga: Nyeri atau sensasi tekanan di telinga bisa menjadi gejala awal, karena kanker nasofaring dapat menekan saraf di sekitar daerah tersebut.
3. Masalah Pernapasan: Karena tumor dapat menghalangi saluran udara di daerah nasofaring, penderita kanker nasofaring mungkin mengalami kesulitan bernapas atau napas tersengal-sengal.
4. Pendarahan Hidung: Pendarahan hidung yang sering atau berlangsung lama tanpa sebab yang jelas bisa menjadi tanda kanker nasofaring.
5. Suara Serak: Perubahan suara atau suara serak bisa terjadi karena tumor memengaruhi saraf yang mengatur suara.
Penyebab Kanker Nasofaring
Meskipun penyebab pasti kanker nasofaring belum sepenuhnya dipahami, beberapa faktor risiko telah diidentifikasi, termasuk:
1. Infeksi Virus Epstein-Barr: Virus ini telah terkait erat dengan perkembangan kanker nasofaring. Meskipun mayoritas orang terinfeksi virus Epstein-Barr tidak akan mengembangkan kanker, namun infeksi virus ini dapat meningkatkan risiko kanker nasofaring pada beberapa individu.
2. Faktor Genetik: Ada bukti bahwa faktor genetik atau riwayat keluarga dengan kanker nasofaring dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini.
3. Konsumsi Makanan Asin dan Daging Diasinkan: Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa diet tinggi garam dan makanan yang diawetkan dengan garam atau diasinkan dapat meningkatkan risiko kanker nasofaring.
4. Merokok dan Konsumsi Alkohol: Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol juga diketahui meningkatkan risiko kanker nasofaring, meskipun hubungan pastinya masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Pengobatan Kanker Nasofaring
Pengobatan untuk kanker nasofaring akan bergantung pada stadium penyakit, umumnya melibatkan kombinasi dari beberapa metode, termasuk:
1. Radioterapi: Penggunaan radiasi untuk menghancurkan sel kanker. Radioterapi dapat menjadi pilihan utama untuk kanker nasofaring pada tahap awal.
2. Kemoterapi: Penggunaan obat-obatan kanker untuk membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi sering kali digunakan bersama dengan radioterapi untuk kanker nasofaring pada tahap yang lebih lanjut.
3. Terapi Targeted: Terapi yang mengarahkan pada sasaran tertentu di dalam sel kanker, seperti obat-obatan yang menghambat pertumbuhan pembuluh darah yang memasok tumor.
4. Pembedahan: Meskipun jarang dilakukan untuk kanker nasofaring, pembedahan dapat dilakukan untuk mengangkat tumor pada tahap awal atau untuk mengurangi gejala pada tahap lanjut.
Kesimpulan
Kanker nasofaring adalah jenis kanker yang jarang terjadi namun memiliki dampak yang signifikan terutama di beberapa wilayah seperti Asia Tenggara. Mengenali gejalanya dengan cepat dan mencari perawatan yang tepat adalah kunci untuk meningkatkan prognosis dan kelangsungan hidup. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang penyebab dan pengobatan kanker nasofaring, diharapkan dapat membantu dalam pencegahan dan manajemen penyakit ini di masa depan.